Menjadi Tamu Terbaik Allah

Menjadi Tamu Terbaik Allah
Menjadi Tamu Terbaik Allah
YA ALLAH berikanlah keberkahan kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan Thabrani). Hadis di atas merupakan gambaran tentang kerinduan Rasulullah SAW terhadap kehadiran bulan suci Ramadan. Rasulullah SAW mengajarkan kita kaum Muslim untuk juga turut memohon itu kepada Allah SWT sebagai bentuk kerinduan kita terhadap bulan Ramadan. Pada bulan suci Ramadan kaum Muslim diundang untuk menjadi tamu Allah SWT dan dimuliakan dengan berbagai kemurahan-Nya. Di bulan agung ini pula nafas kita selaku hamba Allah SWT akan menjadi tasbih. Bahkan, tidur kita pun akan bernilai ibadah. Berbagai amal kebajikan akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Segala doa dan permohonan akan lebih mudah dikabulkan Sebagaimana sabda Rasullulah SAW, ’’Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah.

jpnn.com - Bermohonlah kepada Allah Rabb mu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya.” (HR Ibnu Khuzaimah) Secara psikologis, kita akan merasa tersanjung, bangga, dan bahagia apabila diundang dan diterima sebagai tamu oleh pihak yang memiliki pangkat dan derajat mulia. Kita bangga karena tidak semua orang diundang dan bisa diterima sebagai tamunya, dan bahagia karena kita bisa bersua dengan pihak spesial (mulia) sekaligus akan meningkatkan derajat kita. Itulah bulan Ramadan, bulan yang dimuliakan Allah SWT dan mengundang kita sebagai tamunya agar kita menjadi bagian dari kemuliaan itu. Dibandingkan 11 bulan lain, bulan Ramadan merupakan bulan paling dimuliakan Allah SWT. Pada bulan Ramadan Alquran diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW.

Pada bulan ini, kata Rasulullah; «....pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan diikat, juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikan, maka dia tidak memperoleh apa-apa.“ (HR. Ahmad-Nasa’i) Sayangnya, bulan mulia ini hanya satu bulan di antara 11 bulan lain. Bagi mereka yang mengetahui kemuliaan bulan Ramadan ini, menginginkan agar seluruh bulan diberlakukan sama sebagaimana bulan Ramadan. Karena itu, mereka sangat berharap selalu menjadi tamu di bulan mulia ini dan selalu merasa sedih tatkala harus meninggalkan bulan Ramadan. Mereka yang dianggap sebagai tamu diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Mencegah makan, minum, dan berhubungan suami isteri di siang hari serta hal-hal lain yang dapat membatalkan ibadah puasa.

Selain itu, di bulan suci ini diwajibkan menunaikan ibadah puasa dan dianjurkan untuk memperbanyak tadarus Alquran, qiyamul lail, zikir, dan amal saleh lainnya. Sebagai seorang tamu yang baik kita harus mengikuti apa saja yang diperintahkan sang pemilik rumah. Menyadari posisi itu, apalagi tuan rumah adalah pemilik kemuliaan, maka sudah semestinya kita ikuti sebaik-baiknya. Sebagai tamu kita harus melakukan segala hal yang dipandang baik oleh sang pemilik rumah agara selepas bertamu atau memasuki bulan Syawal kita mendapatkan gelar mulia sebagai orang yang bertakwa. Siapa pun pasti menghendaki untuk mendapatkan kemuliaan itu. Semoga, kita semua mampu menampilkan diri sebagai tamu terbaik Allah SWT di bulan Ramadhan tahun ini. Amin. (*)

Hatta Rajasa
Menko Perekonomian

Berita Selanjutnya:
Ikut Percepat Pembangunan

”YA ALLAH berikanlah keberkahan kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan Thabrani).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News