Menjelang Balas Dendam Sekutu pada Arek Suroboyo

Menjelang Balas Dendam Sekutu pada Arek Suroboyo
Mallaby dan Residen Sugiri saat konvoi keliling Surabaya mengumumkan gencatan senjata, 30 Oktober 1945. Foto: Public Domain.

Bagaimana pun, ujung perundingan itu adalah gencatan senjata. Lalu, pihak Republik dan Sekutu konvoi bersama keliling Surabaya mengumumkan kesepakatan itu karena di sejumlah titik tembak-tembakan masih berlangsung. 

Tugas itu diembankan kepada Malabby dari pihak Sekutu dan dari pihak Indonesia, Residen Sugiri. 

Sore menjalang malam, konvoi delapan mobil itu tiba di gedung Lindeteves. Perang reda. Lalu perjalanan diteruskan ke gedung Internatio, dekat Jembatan Merah.

Perang sempat terhenti. Arek Suroboyo lantas mengerubungi rombongan konvoi dan mendesak pasukan Sekutu yang ada di dalam gedung menyerah. 

Saat akan memasuki gedung Internatio, Mallaby tertembak dan tewas seketika. Hingga hari ini siapa sebenarnya yang menembak Mallaby, masih misterius.

Sekutu menuduh pihak Republik-lah pelakunya. Sebaliknya, menurut pihak Indonesia, Mallaby tewas karena berondongan senjata Sekutu sendiri.

Nah, berdasarkan analisa Greg Poulgrain, Ph.D, Mallaby sengaja dikorbankan oleh Sekutu sebagai alasan untuk membalas dendam pada rakyat Surabaya atas kekalahannya dalam pertempuran tiga hari (28-30 Oktober 1945) itu.

(baca juga: RAHASIA!!! Ini Jurus Arek Suroboyo Mengalahkan Juara Dunia)

SURABAYA, 30 Oktober 1945. Setelah gencatan senjata, diadakan perundingan tingkat tinggi di lantai ruang kerja Gubernur Soerjo, pemimpin Jawa Timur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News