Menkeu Sebut Stabilitas Sistem Keuangan Masih Normal, tetapi Harus Waspada

Menkeu Sebut Stabilitas Sistem Keuangan Masih Normal, tetapi Harus Waspada
Sri Mulyani. Foto: Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

Menurut Ani, perekonomian Indonesia sejak triwulan pertama 2020 sudah merasakan dampak pandemi Covid-19. Menurut dia, hal itu disebabkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia  mengalami kontraksi tajam, yakni -6,8 persen pada triwulan I 2020.

Kondisi yang terjadi di RRT itu pun berimbas kepada Indonesia. "Trading partner dan investasi sangat dipengaruhi kondisi ekonomi global dan regional termasuk ekonomi RRT yang memiliki pertumbuhan melambat secara drastis akibat Covid-19," katanya.

Ani memerinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 masih di angka 2,97 persen. Namun pada triwulan II 2020, ekonomi Indonesia tumbuh -5,32 persen.

“Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, di mana pada triwulan kedua mencatatkan (pertumbuhan ekonomi) 5,05 persen," papar Ani.

Ia menjelaskan kegiatan ekonomi mengalami penurunan cukup tajam pada periode April dan Mei. Namun, pada Juni sudah terjadi pembaikan atau pembalikan tren.

Dia mengharapkan tren itu bisa terus terjaga pada triwulan III 2020. Oleh karena itu otoritas fiskal dan moneter terus memperhatikan dinamika ekonomi tersebut dan potensi dampaknya terhadap SSK Indonesia.

"Kami akan terus bersama-sama memformulasikan kebijakan apabila diperlukan perubahan seiring dengan perkembangan yang terjadi di ekonomi dan sektor keuangan," kata Ani.(boy/jpnn)

Menkeu Sri Mulyani memastikan stabilitas sistem keuangan nasional masih dalam kondisi normal meski terimbas pandemi Covid-19.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News