Menko Airlangga: Hambatan Perdagangan seperti Bea Masuk Tinggi Harus Dikurangi

Hal ini juga mengakibatkan kenaikan harga komoditas yang sangat tinggi.
“Yang paling penting adalah critical mineral, termasuk untuk memproduksi baterai berbasis nikel. Ke depan, (critical mineral) tidak hanya untuk mobilitas, tetapi juga untuk energi terbarukan yang nantinya akan mengandalkan pada ketersediaan baterai, dan itu akan jadi kekuatan utama Indonesia,” papar Menko Airlangga.
Dikarenakan terjadinya disrupsi rantai pasok di Tiongkok, maka negara produsen besar yang mencari negara lain untuk memproduksi critical mineral atau critical parts untuk rantai pasok tersebut. Misalnya untuk produksi semikonduktor di mana Indonesia adalah salah satu negara yang dilirik untuk pembangunan pabriknya.
“Tentu ini yang didorong pemerintah untuk memberikan iklim yang lebih sehat kepada kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, ataupun zona perdagangan bebas, ini tentu disiapkan untuk menjadi basis rantai pasok global. Ini untuk menarik rantai pasok yang tadinya ada di Tiongkok ke Indonesia,” paparnya.
Menko Airlangga mengatakan pemerintah mendorong industri nasional semakin terbuka, karena proyeksinya jangka panjang atau lebih dari 10 tahun ke depan.
Indonesia sudah menunjukkan resiliensi dari sektor industri, misalnya industri elektronik dan juga otomotif.
Pada tahun lalu, industri otomotif sudah mengekspor kendaraan mendekati 400 ribu unit ke lebih dari 80 negara.
“Tinggal kita bangun satu lagi agar menjadi basis produksi EV. Alhamdulillah, mereka semua (investor) optimis atas investasi yang dibangun di Indonesia," terangnya.
Menko Airlangga menyampaikan pemerintah mempertahankan daya saing industri dengan memangkas hambatan perdagangan dan meningkatkan iklim investasi dalam negeri
- Pelindo & Kemenhub Dorong Investasi di Sektor Maritim Lewat Indonesia Maritime Week 2025
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- MDI Ventures lewat Amvesindo Ambil Peran dalam Peluncuran Maturation Map
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ini Salah Satu Pilihan Investasi Optimal di Tengah Tantangan Ketidakpastian Ekonomi Global