Menkumham Dorong Semua Unit Kemenkumham Punya Pojok Baca

Menkumham Dorong Semua Unit Kemenkumham Punya Pojok Baca
Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly berpidato pada upacara peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) 2017 di lapangan upacara Kemenkumham, Jakarta, Senin (30/10). Foto: Kemenkumham

jpnn.com, JAKARTA - Manusia sebagai makhluk Tuhan yang dikaruniai akal dan pikiran perlu senantiasa belajar dan memperluas ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, berolah rasa dan memperbaiki perilaku. Membaca adalah salah satu cara yang mudah dan murah yang bisa dilakukan seluruh lapisan masyarakat untuk meng-up grade pengetahuan.

Pesan itulah yang disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly saat menyampaikan pidato sambutan pada upacara peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) 2017 di Jakarta, Senin (30/10). HDKD merupakan hari kelahiran Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang kini dipimpin Yasonna.

“Dengan membaca, kita dapat membuka jendela dunia dan menambah wawasan. Membaca dan menulis adalah perpaduan aktivitas yang sangat memungkinkan dilakukan dalam kondisi apa pun,” ucap Menteri Yasonna kepada jajaran Kemenkumham.

Menkumham melanjutkan, dengan membaca dan menulis maka seseorang dapat menemukan banyak hal-hal yang unik dan menarik, sekaligus memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir. Menulis pun dapat menginspirasi orang lain melalui tulisan-tulisan yang dibuat.

Bahkan, membiasakan membaca dan menulis akan menjadikan sebagai orang yang cerdas dan bermanfaat.  Budaya membaca dan menulis itu juga harus harus ditumbuhkan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Budaya ini juga perlu ditumbuhkembangkan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Walau dengan keterbatasan yang ada,” ucap Menteri Yasonna.

Karena itu dalam peringatan HDKD 2017, Menkumham meminta kepada seluruh satuan kerja di Kemenkumham untuk menyediakan fasilitas pojok baca yang sederhana namun penuh dengan makna. Semisal, menyediakan buku-buku di perpustakaan Rumah Tahanan Negara (Rutan), Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas).

“Hal itu perlu diperbanyak dan dibuat bervariasi, demikian pula dengan menulis, perlu dikembangkan tempat atau wahana untuk menyalurkan keluh kesah mereka. Sehingga ruang berekspresi tersedia walau dalam keterbatasan,” harapnya.

Menkumham Yasonna H Laoly mendorong jajarannya menyediakan sebanyak mungkin pojok baca demi memperluas pengetahuan pegawai maupun warga binaan pemasyarakatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News