Menlu Retno Ungkap Disparitas Vaksin Covid-19 di Dunia, Datanya Mengejutkan

Menlu Retno Ungkap Disparitas Vaksin Covid-19 di Dunia, Datanya Mengejutkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menerima kedatangan vaksin Covid-19 AstraZeneca, sebanyak 1.389.600 dosis pada Sabtu (8/5). Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melihat kesenjangan distribusi vaksin dan vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia masih sangat besar.

Dari 2,2 miliar dosis vaksin yang telah disuntikkan, sebanyak 75 persennya hanya berada di 10 negara maju. Hanya 0,4 persen yang diberikan di negara-negara berpenghasilan rendah.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, dari perhitungan persentase vaksinasi terhadap populasi, kawasan Amerika Utara telah memvaksinasi 64,33 persen dari total populasi.

Sementara di kawasan Eropa telah memvaksinasi 52,85 persen dan persentase di kawasan Afrika baru mencapai 2,86 persen. Adapun kawasan Asia Tenggara berada di angka 8,91 persen.

"Angka ini masih jauh dari target WHO yang mengharapkan setidaknya sepuluh persen penduduk di setiap negara telah divaksin pada September dan 30 persen pada akhir Desember tahun ini," kata Retno Marsudi dalam keterangannya secara virtual pada Kamis (10/6) malam.

Untuk mengurangi tingkat kesenjangan tersebut, lanjut dia, Covax Facility telah mendorong mekanisme berbagi vaksin.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Denmark, Belgia, dan Spanyol juga akan menyalurkan tambahan vaksin yang dimiliki melalui Covax Facility itu.

Menurut Retno, nantinya sumbangan vaksin tersebut akan dikelola oleh Covax Facility dan dibagikan kepada negara lain yang memerlukan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan soal disparitas vaksin di sejumlah negara, simak selengkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News