Menlu Selen

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Menlu Selen
Retno Marsudi. Foto: dok/JPNN.com

Konsep ini sudah lama diterapkan oleh almarhum Teguh Slamet Rahardjo atau yang lebih dikenal sebagai Teguh Srimulat, pendiri grup lawak legendaris Srimulat, yang berjaya pada dekade 1980 sampai 1990-an.

Srimulat menjadi pabrik tawa paling produktif sekaligus menjadi pabrik pelawak yang melahirkan komedian-komedian terkenal yang sangat lucu.

Beberapa nama terkenal produk Srimulat antara lain Gepeng, Asmuni, Tarsan, Mamiek Prakoso, Basuki, Timbul, Nunung, Bambang Gentolet, Gogon, Tessy, dan beberapa nama lain.

Mereka punya gaya pakaian dan gaya rambut yang unik dan khas. Mereka juga sekaligus punya gaya bicara yang khas dan menjadi trade-mark yang beda dari lainnya.

Konsep yang dipakai Teguh sangat sederhana, yaitu ‘’aneh itu lucu’’ dan ‘’beda itu lucu’’. Kalau ada tamu masuk ke rumah lalu duduk di kursi, itu tidak aneh, tidak beda, dan tidak lucu.

Namun, kalau ada tamu yang tiba-tiba nyelonong masuk rumah dan pura-pura keliru duduk di atas meja, semua orang pasti kaget dan tertawa.

Beda dan aneh juga diterapkan dalam berpakaian dan bergaya rambut. Tessy bergaya bencong dan memakai perhiasan batu akik di sepuluh jarinya.

Asmuni, yang berasal dari kota santri Jombang, suka memakai idiom Bahasa Arab seperti ‘’hil yang mustahal’’, atau idiom Bahasa Inggris ‘’tunjek poin’’ untuk memelesetkan ‘’to the point’’.

Kalau Srimulat masih ada, mungkin Menlu selen Retno Marsudi bisa tampil sebagai bintang tamu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News