Menpar dan Menhub Kompak, Bandara Babel segera Jadi International Airport

Menpar dan Menhub Kompak, Bandara Babel segera Jadi International Airport
Bandara H.A.S. Hanandjoeddin di Jalan Buluh Tumbang, Belitong, Bangka Belitung. Foto: Radar Babel/JPG

Budi bahkan berpikir juga tentang akses atau transportasi publik dari Bandara H.A.S. Hananjoeddin sampai ke KEK Tanjung Kelayang. “Akan segera beroperasi bus Damri dari Bandara-Tanjung Kelayang untuk mempermudah arus transportasi. Juga kapal roro (roll on roll off) yang berkeliling dari pulau ke pulau, menghubungkan secara regular Bangka-Belitung,”  katanya.

Menpar Arief Yahya pun langsung memuji Menhub Budi Karya. “Pak Menhub ini keren! Beliau ini tokoh dengan background pariwisata yang sangat kuat, dan memikirkan hal-hal detail. Status Bandara Internasional Belitong ini adalah kunci atau critical success factor dalam percepatan pengembangan pariwisata di sini. Masih ada lagi dermaga titik labuh untuk cruise (kapal pesiar) yang bisa mengangkut 3.000 turis dan juga marina untuk parkir yacht (perahu pesiar) yang lebih kecil,” ungkap Arief Yahya.

“Tetapi It’s ok, tahun 2016 ini diselesaikan dulu International Airport di Belitong. Dua yang lainnya dermaga dan marina-nya hutang dulu, untuk tahun berikutnya!” tutur Arief Yahya yang disambut tepuk tangan hadirin termasuk Gubernur Babel Rustam Efendi, Bupati Belitung Sahani Saleh, serta perwakilan Garuda Indonesia, Lion Air dan Sriwijaya Air itu.

Mengapa Mantan Dirut PT Telkom ini ngotot untuk pembangunan infrastruktur transportasi di Belitong? Pertama, Belitong sudah ditetapkan sebagai satu dari 10 Top Destinasi atau yang biasa dipopulerkan dengan 10 Bali Baru.

Kedua, Belitong adalah satu di antara 10 Bali Baru yang paling cepat berstatus KEK Pariwisata di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejak Jokowi menandatangani Perpres KEK Tanjung Kelayan pada Maret 2016, hanya kurun waktu 6 bulan sudah ada groundbreaking pembangunan Hotel Dharmawangsa Group di Belitong.

Ketiga, hampir 100 persen wisatawan mancanegara (wisman) masuk ke Indonesia dengan airlines atau melalui udara. “Hanya 24 persen yang menyeberang via laut, dan itu didominasi oleh Batam-Bintan Kepulauan Riau. Karena posisi geografisnya dekat dengan Singapura dan Malaysia. Hanya satu persen  yang melintas batas jalur darat. Sisanya, jalur udara,” kata Arief Yahya.

Karenanya konsentrasi menteri pariwisata yang asli Banyuwangi ini justru pada akses menuju ke tanah air. Membuka akses dari negara originasi “tebal” dan memiliki “daya beli” seperti Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Korea, dan Jepang. Termasuk pula negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Filipina yang bisa menjadi pasar potensial.

“Tourism itu model bisnisnya mirip dengan telecommunication. Kedekatan atau proximity itu menjadi sangat penting, baik geografis maupun cultural,” tandasnya.

BELITONG – Ketika dua menteri Kabinet Kerja kompak, persoalan yang membutuhkan keputusan cepat dan revolusioner pun bisa langsung dipecahkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News