Menpar Launching Festival Pesona Mentawai jadi Agenda Tahunan

Menpar Launching Festival Pesona Mentawai jadi Agenda Tahunan
Mentawai memiliki 70 spot surfing yang level dunia. Foto: Padang Ekspres/JPG

Soal akses, lanjut Menpar, saat ini bandara yang tersedia di Mentawai masih 800 meter. Sementara saat ini naik kapal ke Mentawai masih 3 jam, itu waktu yang masih terlalu lama. 

“Gampangnya begini, 75 persen wisman itu masuk ke Indonesia lewat udara, karena kita negara kepulauan. 24 persen via penyeberangan di Batam-Bintan via Singapura. Hanya 1 persen pelintas batas, atau overland. Karena itu, biar tidak kerja dua kali, maka sebaiknya disiapkan konsep bandara dengan lebar 45 meter dan panjang 2.500 meter,” kata dia.

Kalau saat ini sudah ada 800 meter, maka tinggal lahan untuk perpajangan bandaranya. Pak Bupati dan Pak Gubernur yang menyiapkan tanahnya. Kalau sudah clear and clean, nanti diajukan ke Kementerian Perhubungan. Kalau Pemda yang membangun sendiri, saya kira tidak siap dari budgetingnya,” ungkap Arief Yahya.

Selama ini, Mentawai sudah dikunjungi oleh 8.000 wisman dan 2.000 wisnus. Jumlah wisman lebih banyak daripada wisnus. “Nanti, kalau direct flight dari Jakarta, dengan harga tiket sekitar Rp 600 ribuan, itu baru bisa diandalkan. Orang Jakarta disuruh transit lalu menyeberang 3 jam, sudah hampir pasti susah,” ungkap dia.

Menpar juga meminta Bupati dan Gubernur menyiapkan kawasan minimal 300 hektar untuk membangun sustainable tourism development (STD). Jika itu lahannya pemda, akan lebih mudah. 

“Karena rumusnya destinasi adalah 3A, atraksi, akses dan amenitas. Atraksi sudah kuat, akses sedang dicarikan solusi, dan amenitasnya harus dibangun,” kata Arief Yahya. Di situlah yang akan dibangun amenitas untuk percepatan pembangunan destinasi tersebut.  

Dalam STD itu, ada tiga hal yang harus di-create. Rumusnya ECE, environment, community dan economic. Karena itu Menpar Arief Yahya sering menggunakan istilah “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan.” Environment harus dilestarikan, masyarakat atau community harus diberdayakan, ujungnya adalah kesejahteraan atau economic value. “Masyarakat harus happy, kalau tidak, itu akan tidak akan sustainable,” paparnya.

Bahkan Menpar sudah memiliki bayangan akan skema bisnis yang sangat cantik, dimana masyarakat dilibatkan sebagai stakeholder atau pemegang saham yang non diluted. Saham yang dimiliki masyarakat itu tidak akan terkurangi persentasenya, meskipun ada injeksi penambahan modal. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News