Menristek: Belum Ada Metode yang Bisa Prediksi Kapan Gempa Terjadi

Menristek: Belum Ada Metode yang Bisa Prediksi Kapan Gempa Terjadi
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro saat webinar. Foto: humas Kemenristek/BRIN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro, memberikan klarifikasi atas informasi potensi terjadinya gempa megathrust yang menyebabkan tsunami di Pantai Selatan Pulau Jawa.

Menurut Bambang, sampai hari ini belum ada metode atau teori yang bisa memprediksi apakah suatu gempa akan terjadi, kapan, di mana, dan berapa kedalaman serta besarnya.

Namun, pemerintah terus berupaya mendukung manajemen mitigasi dengan membangun kapasitas sains dan teknologi kebencanaan melalui penyiapan SDM, penyediaan sarana dan prasarana riset.

Di samping penyelenggaraan riset bidang kebencanaan demi menghasilkan dan mengelola pengetahuan (knowledge management) riset-riset kebencanaan tersebut.

"Masyarakat jangan panik dengan informasi potensi gempa megathrust yang kemungkinan menyebabkan tsunami di Pantai Selatan Pulau Jawa. Potensi kejadian tersebut merupakan hasil riset yang sebenarnya dilakukan untuk mengetahui suatu skenario (kondisi worst case) di mana hal tersebut diperlukan untuk antisipasi, yaitu peningkatan kesiapsiagaan dan usaha mitigasi," tutur Bambang, Sabtu (3/10).

Dia menjelaskan, riset yang dilakukan para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Sri Widiyantoro bersama tim tujuannya agar masyarakat lebih waspada dan antisipatif terhadap kemungkinan bencana tersebut.

Menteri Bambang menambahkan, kajian tersebut bukan untuk menimbulkan kepanikan di masyarakat. Namun ditujukan untuk mengendepankan upaya mitigasi terhadap potensi risiko bencana di Indonesia. 

Pemerintah, kata Bambang, sudah membuat sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (INA-TEWS) yang dikembangkan BPPT dan beberapa institusi lainnya. Ada dalam bentuk 

Hingga saat ini belum ada metode yang bisa memprediksikan kapan gempa terjadi, termasuk gempa megathrust yang berpotensi tsunami pantai selatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News