Mentalitas Benteng Australia Berdampak Buruk Bagi Keberagaman Budaya

Mentalitas Benteng Australia Berdampak Buruk Bagi Keberagaman Budaya
Simon Craft berharap adanya koridor perjalanan lebih banyak lagi sehingga kedatanga mahasiswa internasional meningkat.  (ABC Gold Coast: Dominic Cansdale)

"Sekarang ini situasinya seperti ada Benteng Australia, di mana ada anggapan bahwa orang dari luar negeri akan membawa virus COVID masuk ke sini, dan karenanya kita harus mengunci diri dari mereka," katanya.

"Mereka yang berasal dari luar negeri sering dijadikan kambing hitam dalam banyak hal."

"Para politisi mengambil pendekatan mudah seperti ini, dan bukannya memimpin dan memperkenalkan konsep kepada warga Australia bahwa kita harus bisa hidup berdampingan dengan virus."

Juru bicara Departemen Pendidikan Australia mengatakan paket senilai Rp500 miliar sudah digelontorkan untuk memberi bantuan kepada berbagai lembaga yang menyediakan kursus bagi mahasiswa internasional.

Simon mengatakan dia sudah mengajukan permintaan bantuan kepada Pemerintah dan sekarang mengalihkan model pembelajaran menjadi online dan memberikan les untuk murid-murid sekolah dasar guna mencukupi biaya hidup sehari-hari.

"Bila kami tidak melakukan hal seperti ini kami mungkin harus menutup keseluruhan bisnis kami atau paling tidak dibekukan sampai perbatasan internasional dibuka kembali bagi mahasiswa internasional," katanya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News


Sejumlah pihak merasa orang asing yang masuk ke Australia, seperti mahasiswa internasional, seringkali dikambinghitamkan di Australia, termasuk saat pandemi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News