Mentalitas Benteng Australia Berdampak Buruk Bagi Keberagaman Budaya

Simon Craft dari Inforum Education mengatakan ia menyambut baik rencana pemerintah terbaru untuk keluar dari pembatasan perjalanan, namun sejauh ini tidak ada rencana rinci yang sudah diungkapkan.
"Pemerintah tidaklah sangat terbuka terkait dengan kedatangan internasional," katanya.
"Kami tidak mengharapkan seluruh perbatasan dibuka besok."
"Tetapi paling tidak, kalau ada perjanjian koridor perjalanan dengan beberapa negara yang secara tradisional mengirimkan mahasiswa ke Australia, maka ini akan menjadi langkah besar ke arah yang tepat.
"Negara seperti Jepang dan Korea Selatan, dan mungkin Thailand, atau bahkan beberapa negara Eropa Barat, sudah relatif berhasil menekan jumlah kasus di sana."
Bulan Juni lalu, Singapura dan Australia sudah menyepakati untuk melakukan koridor perjalanan yang aman, namun belum mencapai kesepakatan akhir karena meningkatnya kasus di kedua negara.
Siap membantu biaya karantina
Dalam setahun terakhir sudah ada sejumlah kecil mahasiswa internasional yang tiba dengan pesawat sewaan khusus.
Menurut Simon lembaganya tidak keberatan untuk membantu para mahasiswa dengan biaya karantina bila model yang sama diberlakukan lagi.
Sejumlah pihak merasa orang asing yang masuk ke Australia, seperti mahasiswa internasional, seringkali dikambinghitamkan di Australia, termasuk saat pandemi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan