Mentalitas Benteng Australia Berdampak Buruk Bagi Keberagaman Budaya

Mentalitas Benteng Australia Berdampak Buruk Bagi Keberagaman Budaya
Simon Craft berharap adanya koridor perjalanan lebih banyak lagi sehingga kedatanga mahasiswa internasional meningkat.  (ABC Gold Coast: Dominic Cansdale)

Sebuah lembaga pendidikan di Queensland menutup jurusan Bahasa Inggris-nya, setelah jumlah siswa baru yang mendaftar turun drastis, dari ratusan menjadi hanya kurang dari lima orang.

Ini menunjukkan dampak dari penutupan perbatasan internasional di Australia karena pandemi COVID-19.

Beberapa pengelola lembaga pengajaran bahasa Inggris di Australia mengatakan dampak jangka panjangnya akan sangat terasa bagi kehidupan multikultural di Australia.

Perbatasan internasional ke Australia juga diperkirakan masih akan tetap ditutup sampai 12 bulan mendatang.

Jumlah kedatangan internasional kembali dikurangi dengan penerimaan mingguan sebanyak 3.035 orang per minggu, turun dari 6.370 orang.

Keputusan ini diambil setelah Australia mulai menerapkan empat strategi bertahap untuk keluar dari pandemi COVID-19.

Direktur pelaksana lembaga pengajaran bahasa Inggris Inforum Education, Simon Craft, mulai khawatir soal ini.

"Australia secara tradisional adalah negara multikultural dan saya sekira sekarang kehidupan multikultural itu sekarang mati suri," kata Simon.

Sejumlah pihak merasa orang asing yang masuk ke Australia, seperti mahasiswa internasional, seringkali dikambinghitamkan di Australia, termasuk saat pandemi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News