Mentan Amran: Petani tak Boleh Dibiarkan Rugi

Mentan Amran: Petani tak Boleh Dibiarkan Rugi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan panen raya jagung di Desa Atulano, Kecamatan Lambandia, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Rabu (27/12). Foto: JPNN

jpnn.com, KOLAKA - Kementerian Pertanian melakukan upaya antisipatisi terhadap permainan harga yang merugikan petani saat panen tiba. Biasanya, ketika komoditi melimpah, harga di pasaran akan turun.

Itu juga yang dialami petani jagung di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Permasalahan ini terungkap dari kunjungan kerja yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Atulano, Kecamatan Lambandia, Rabu (27/12).

“Tidak boleh petani dibiarkan rugi,” kata Mentan Amran saat berbicara di hadapan petani. Turut dalam pertemuan tersebut, Pelaksana Tugas Gubernur Sultra Saleh Lasata dan Bupati Koltim Tony Herbiyansah.

Mentan Amran mengungkapkan, saat ini terjadi penurunan harga jagung dari yang ditetapkan pemerintah. Oleh pembeli, jagung petani per kilogramnya hanya dihargai Rp 2.500 per kilogram.

Sementara pemerintah sudah menetapkan harga jagung Rp 3.150 per kilogram dengan catatan kadar airnya sebesar 15 persen. “Sekitar 25 persen terjadi penurunan harga,” katanya.

Saat itu juga, Mentan Amran langsung memerintahkan Bulog untuk menstabilkan harga. Pria alumnus Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan itu langsung memerintahkan Bulog untuk menampung jagung petani dengan harga sesuai yang ditetapkan.

“Mana Bulog. Telepon, suruh datang kalau dia masih mencintai pekerjaannya,” katanya.

Bukan Mentan Amran bila di sela pidatonya tak menebar semangat kepada petani untuk terus bercocok tanam. Kebetulan para petani umumnya adalah orang Bugis, maka pria kelahiran
Bone, 27 April 1968 pun menyampaikan dengan bahasa Bugis.

Mentan Amran juga mengingatkan petani untuk tidak terlalu larut dalam pertarungan politik pilkada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News