Mentan: Di Sana Terlalu Rajin, Di Sini Terlalu Malas

Selain surplus, beberapa waktu lalu Indonesia, kata Amran, juga bisa mengekspor beras ke Papua New Guinea sebanyak sepuluh ribu ton.
Kementan juga telah menandatangani kerja sama dengan Kementan Malaysia.
Isinya, ekspor beras jenis khusus, Raja Uncak ke Malaysia. Untuk tahap awal disepakati berkisar 15 ribu hingga 50 ribu ton/tahun.
Amran optimistis pencapaian yang ada akan terus meningkat. Karena pada hakikatnya, lahan pertanian di Indonesia sangat subur.
Belum lagi luas areal pertanian yang memadai, mengingat mayoritas masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai petani.
"(Beberapa waktu lalu,red) kami keliling ke Taiwan, Korea Selatan, Jerman, Turki. Kami melihat (pertanian,red) di negara lain. Pulang dari sana Pak Presiden tanya, apa bedanya dengan Indonesia. Saya bilang spirit. Di sana terlalu rajin, di sini terlalu malas. Jadi pegawai harus rajin, jangan persulit seluruh sektor," pungkas Amran.(gir/jpnn)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui selama dua tahun pertama menjadi pembantu presiden, benar-benar mendapat 'serangan' bertubi-tubi.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan