Mentan SYL Sebut Indonesia Harus Antisipasi Ancaman Krisis Pangan

Mentan SYL Sebut Indonesia Harus Antisipasi Ancaman Krisis Pangan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka Workshop on Gap Analysis on Food Loss and Waste Indices secara daring, Selasa (21/6). Foto: YouTube SEKP Litbang

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai Indonesia terbukti tangguh menghadapi ancaman perubahan iklim yang diperparah pandemi Covid-19.

Meski demikian, menurutnya, Indonesia harus menghadapi ancaman baru, yaitu krisis pangan.

"Krisis tersebut dipicu oleh gangguan suplai perdagangan global dan kelangkaan pupuk di dunia," ujar Syahrul saat membuka Workshop on Gap Analysis on Food Loss and Waste Indices secara daring, Selasa (21/6).

Mantan gubernur Sulawesi Selatan itu menambahkan salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan dan ketahanan pangan ialah mengurangi pemborosan dan limbah makanan.

"Hasil kajian FAO (Food and Agriculture Organization, red) menunjukkan bahwa sepertiga bahan pangan yang diproduksi dunia terbuang dan menjadi sampah yang tidak dapat didaur ulang," ujarnya.

Pada saat bersamaan, dunia harus mampu menyediakan pangan bagi 9 miliar penduduk pada 2025.

"Oleh karena itu, workshop ini sangat tepat untuk bisa menciptakan sistem pangan berkelanjutan dalam skala nasional pada masing-masing negara, bahkan segala global," kata Syahrul.

Bappenas mengestimasi jumlah pemborosan dan limbah makanan di Indonesia selama periode 2000- 2019 berkisar antara 115 kilogram hingga 184 kilogram per kapita per tahun.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan Indonesia harus menghadapi ancaman baru, yaitu krisis pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News