Menuntut Kesetaraan Gender di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kenapa Perempuan Negatif Sekali?

Menuntut Kesetaraan Gender di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kenapa Perempuan Negatif Sekali?
Di Indonesia telah muncul seruan untuk mengubah arti istilah 'perempuan' di KBBI yang dianggap seksis.
Menuntut Kesetaraan Gender di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kenapa Perempuan Negatif Sekali?
Khotimun Sutanti, Koordinator Pelaksana Harian Asosiasi LBH APIK Indonesia mengatakan contoh kata majemuk 'perempuan' di KBBI menyulitkan korban kekerasan seksual.

Supplied

"Karena konstruksi yang tidak adil gender, sehingga dapat turut melanggengkan stigma negatif terhadap korban yang sedang mencari keadilan."

"Konstruksi ini turut serta membangun stigma negatif terhadap korban kekerasan seksual yang mayoritas perempuan dengan menyalahkan mereka sebagai penyebabnya," tambah Khotimun.

Komisi Nasional Perempuan mendukung agar ada perubahan dalam kamus dan menyerukan revisi.

Bahasa, ujar komisi tersebut, memiliki "peran penting dalam membangun nilai-nilai kesetaraan dan keadilan gender serta penghapusan kekerasan terhadap perempuan".

Mengapa 'pemberdayaan perempuan' atau 'hak perempuan' tidak dicantumkan?

Badan Bahasa, lembaga yang bertanggung jawab atas KBBI, mengatakan contoh yang dicantumkan berdasarkan data dari kata-kata yang paling sering dipadankan dengan kata 'perempuan'.

Rilis dari badan tersebut menjelaskan pihaknya "mempunyai kebijakan editorial ... yang menjadi konvensi yang sudah disepakati bersama oleh tim editornya".

Perempuan nakal, perempuan jalang, adalah contoh bagaimana kata perempuan digunakan menurut kamus resmi Bahasa Indonesia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News