Menuntut Kesetaraan Gender di Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kenapa Perempuan Negatif Sekali?
"Penjelasan entri 'perempuan' di KBBI dapat dijadikan contoh bagaimana masyarakat memandang perempuan dan konotasi seperti apa yang dilekatkan pada perempuan," bunyi pernyataannya.
Respon ini membingungkan Nazarudin, seorang ahli bahasa di Universitas Indonesia, yang mengatakan dari data Bahasa Indonesia yang dikumpulkan oleh Leipzig University di tahun 2013.
Data tersebut mencatat beberapa istilah atau kata lain yang lebih sering dipadankan dengan perempuan, seperti pemberdayaan perempuan atau hak perempuan.
"Pertanyaannya adalah, data apa yang mereka miliki?" tanyanya, "Mengapa bisa negatif sekali?"
Dalam penelusuran Google, terdapat 98 juta hasil pencarian kata 'hak perempuan', dibandingkan dengan 481 ribu hasil dari pencarian kata 'perempuan jalang'.
Badan Bahasa mengatakan selain menggunakan data Leipzig, pihaknya juga menerjemahkan berdasarkan Proyek Konkordansi Melayu, badan teks lama Malaysia.
Padahal, menurut Khotimun dari LBH APIK, "wacana atau narasi melalui teks adalah representasi cara pandang yang terinternalisasi", yang kemudian turut "mengkonstruksi ketidakadilan gender".
Perempuan nakal, perempuan jalang, adalah contoh bagaimana kata perempuan digunakan menurut kamus resmi Bahasa Indonesia
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka