Menurut Nur Rizal, Ada Dua Kunci Sukses Program Merdeka Belajar

Menurut Nur Rizal, Ada Dua Kunci Sukses Program Merdeka Belajar
Mendikbud Nadiem Makarim tetapkan Program Merdeka Belajar. Foto: Esy/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Program Merdeka Belajar sudah diluncurkan. Namun, praktiknya masih belum tampak. Menghadapi tantangan ini, perubahan akar rumput yang dimulai Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bisa menjadi solusi.

Menurut Muhammad Nur Rizal, pendiri GSM, perubahan paradigma lewat gerakan akar rumput mampu menjadi jalan tengah. “Apa yang dibutuhkan Indonesia saat ini sebenarnya bukan sekadar perubahan birokrasi, tetapi perubahan paradigma pendidikan,” kata Nur Rizal dalam pesan elektroniknya, Senin (24/2).

Perubahan ini, lanjutnya, mengarah pada perubahan mindset guru serta kultur sekolah yang merdeka untuk bereksperimen baik dalam pembelajaran maupun pengelolaan perubahan sekolah.

Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini menjelaskan perubahan semacam ini hanya akan terjadi jika dilakukan lewat gerakan akar rumput bersama guru-guru. Sebab stakeholder di lapangan yang paling memahami dan menguasai kondisi di ujung pendidikan, sekolah.

"GSM mengakomodasi semangat pergerakan guru-guru ini dengan framework yang mudah diterapkan dan mampu menciptakan perubahan nyata,” ucapnya.

Menurutnya, GSM sebagai platform gerakan akar rumput di bidang pendidikan telah dan akan terus mengubah paradigma para stakeholder pendidikan yang merupakan peran strategis. Selama ini, ekosistem sekolah menyenangkan hanya didapatkan oleh segelintir orang yang memiliki privilese.

GSM mengusahakan kualitas pendidikan yang merata dan berjuang untuk memangkas tajamnya ketimpangan antara sekolah favorit dan pinggiran.

"Pendidikan berkualitas seharusnya menjadi hak semua anak dan sekolah di Indonesia," pungkasnya.

Menurut Muhammad Nur Rizal, pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), perubahan paradigma lewat gerakan akar rumput mampu menjadi jalan tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News