Menyedihkan, Sejak 2010 Berlebaran di Atas Genangan

Menyedihkan, Sejak 2010 Berlebaran di Atas Genangan
Warga Desa Jeruksari, Tirto, Kabupaten Pekalongan saat berjalan di genangan air rob. Foto: Radar Semarang/JPG

Ketinggian air yang mencapai lutut orang dewasa tidak memungkinkan anak-anak melewatinya. Belum lagi ancaman ular yang bisa sewaktu-waktu menggigitnya saat melintasi genangan air. Akhirnya, ke mana-mana ia harus digendong oleh ayah atau saudaranya.

Desa Jeruksari di Kecamatan Tirto yang dihuni sekitar 200 kepala keluarga itu memang menjadi salah satu wilayah Kabupaten Pekalongan yang paling parah tergenang rob. Letaknya yang berbatasan dengan Kota Pekalongan membuat desa itu seolah terabaikan.

Angga, warga setempat mengatakan, kampungnya memang sudah beberapa kali mendapatkan bantuan berupa mi instan dari relawan. Hanya saja, bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan justru belum sampai. “Selama ini kami berusaha sendiri untuk bertahan,” jelasnya.

Warga sebenarnya sangat ingin pindah ke lokasi lain agar hidup nyaman. Namun, mereka tidak tahu harus pindah ke mana. Faktor ekonomi yang membuat mereka tidak bisa mengontrak atau membeli rumah di daerah lain.

Karena itulah mereka memilih bertahan di rumah dan tidak mengungsi. “Di rumah sama di pengungsian sama-sama dingin. Selagi rumah masih bisa kami tinggali, meski harus di atas air begini tak apa-apa. Ketimbang di pengungsian,” ungkapnya.

Kini, mereka berencana membuat alternatif lain untuk bisa bertahan hidup. Di antaranya membuat jembatan agar warga tidak perlu melewati genangan air. Tetapi mereka masih memikirkan bahan apa yang bisa tahan lama di atas air.

Selain itu, ada pula ide tentang membuat perahu. Hanya saja, rencana-rencana itu tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu mewujudkannya. Kalau dari dana swadaya saja, tidak cukup,” harapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News