Menyerahkan PKBL kepada Ahlinya

Menyerahkan PKBL kepada Ahlinya
Menyerahkan PKBL kepada Ahlinya
Rakyat tentu tidak mau menanam pohon-pohon besar seperti pohon petai, durian, nangka, dan sebagainya karena baru memperoleh hasil enam tahun kemudian. Rakyat perlu makan hari itu juga. Akibatnya, lahan di sana sepenuhnya untuk sayur dan hortikultura. Tidak ada lagi yang bisa menahan erosi.

   

Dari temu wicara dengan rakyat di lereng Gunung Tilu kemarin, saya optimistis usaha "merayu" rakyat itu berhasil. Mereka mau menanam pohon besar asal bibit disediakan dan tetap boleh menanam hortikultura di sela-selanya. Tentu pohon besarnya jangan terlalu rapat.

   

Saat ini ada sekitar 30 anak muda yang memilih tinggal di lereng Gunung Tilu untuk membina petani. Berbeda dengan proyek penghijauan biasa, di sini BUMN menjaga pohon yang baru ditanam itu selama tiga tahun. Tidak ditanam lalu ditinggal begitu saja.

   

Tugas itu kini di tangan 30 pemuda tersebut. Ada alumnus teknik mesin ITB, ada alumnus UIN jurusan filsafat, dan tentu ada alumnus IPB yang kini bangga dengan temuan baru mereka: bisa melakukan apa saja, apalagi bidang pertanian "sebagai pengganti ejekan lama: bisa melakukan apa saja kecuali bidang pertanian. (*)

PADA bulan puasa nanti saya ingin mengundang lembaga-lembaga masyarakat yang selama ini menangani penyaluran dana untuk pengusaha kecil dan mikro.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News