Menyingkap Makna di Balik Pertemuan Jokowi dengan SBY dan Prabowo

Menyingkap Makna di Balik Pertemuan Jokowi dengan SBY dan Prabowo
Emrus Sihombing. Foto: dok/JPNN.com

Sebab, lanjut Emrus, koalisi itu bisa saja dalam bentuk kerja sama keputusan pemerintah atau jabatan lain setingkat menteri. "Jadi, jangan dianggap kalau tidak ada di kabinet lalu tidak koalisi. Karena koalisi itu akan mereka bangun di belakang layar," paparnya. 

Yang jelas, Emrus menegaskan, pertemuan ini mengarah kepada terbuka lebarnya pintu koalisi pemerintah dengan Gerindra. Saya berhipotesa sebagaimana wacana publik juga bahwa jabatan menteri bisa juga dipercayakan kepada kader Gerindra," ujar Emrus.

"Bisa saja kalau yang di-sounding soal ketahanan pangan berarti itu menteri pertanian, dan juga dibicarakan menteri ESDM," tambahnya.

Menurut Emrus, meskipun dinamikanya sangat tinggi dialektika sesama mereka intensif sekali, bisa saja akan ada titik temu karena politik itu adalah seni berkompromi. 

Pun demikian dengan Partai Demokrat. Emrus menegaskan, bisa saja Wakil Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY diusulkan jadi menteri.

"Menurut hemat saya, kalau AHY jadi menteri maka dalam tanda petik akan menjadi karpet merah bagi AHY untuk mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres 2024," jelas Emrus.

"Nah, biarlah yang maju dalam kompetisi capres dan cawapres 2024 nanti adalah tokoh-tokoh muda berusia di bawah Jokowi, seperti AHY, Puan Maharani, Anies Baswedan, dan lain-lain," pungkasnya. (boy/jpnn)

Pertemuan Jokowi dengan SBY dan juga Prabowo tidak mungkin tanpa bicara kepentingan politik Demokrat dan Gerindra.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News