Merasa jadi Korban Keganasan Mafia Anggaran
Kamis, 26 Januari 2012 – 00:49 WIB
"Siapapun yang melihat akan tunduk dan membungkuk hormat," ucapnya. "Mereka memaksa untuk membayar komitmen fee 10 persen dan mengancam akan mencoret daerah yang dialokasikan."
Meski demikian Dharnawati mengaku tak pernah memberi komitmen fee baik untuk Sindu maupun Acos. Bahkan ia membantah jika dituding memberi uang untuk Menakertrans Muhaimin Iskandar maupun Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Djamaluddin Malik, melalui Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan. "Saya tak pernah berurusan dengan Abdul Muhaimin Iskandar dan Djamaluddin malik, baik sebagai pribadi maupun sebegai menteri dan Dirjen," ucapnya.
Pledoi Dharnawati juga berisi keluh kesah kehidupannya sejak menjadi pesakitan. Ia merasa mendapat perlakuan tak adil dari KPK.
Sejak ditahan setelah ditangkap pada 25 Agustus 2010 lalu, Dharnawati tak pernah bertemu lagi dengan anak-anaknya. Bahkan untuk makan pun, Dharnawati mengandalkan belas kasi orang lain.
JAKARTA - Terdakwa kasus suap ke pejabat Kemenakertrans, Dharnawati, merasa menjadi korban para calo dan mafia anggaran. Hal itu disampaikan
BERITA TERKAIT
- Setia Melestarikan Seni Budaya, Rina Ciputra Raih Penghargaan Nusantara Awards 2024
- Gelar Pameran, KPJ Healthcare Perkenalkan Pilihan Perawatan Kesehatan Canggih untuk Pasien Indonesia
- Massa Datangi Mabes Polri Dukung Kapolri Berantas Premanisme di Muratara
- KPK Menyita Dokumen dan Barang Elektronik dari Rumah Adik SYL di Makassar
- Casis Bintara Polri Korban Begal Dapat Beasiswa dari Kapolri
- Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Ricuh, 6 Mahasiswa Terluka