Merasa Tak Dihargai, 30 Persen Petani Australia Pernah Mempertimbangkan Bunuh Diri

Merasa Tak Dihargai, 30 Persen Petani Australia Pernah Mempertimbangkan Bunuh Diri
Ross Blanch petani yang juga seorang konselor mengatakan terkejut dengan hasil survei kesehatan mental petani Australia. (Supplied: Norco)

Federasi Petani Australia menuntut pemerintah Australia agar segera mengambil tindakan, karena tiga puluh persen petani di Australia pernah terpikir untuk melukai diri sendiri, atau bahkan bunuh diri. 

Laporan kesehatan mental di kalangan petani adalah hasil dari survei yang dilakukan Federasi Petani Australia terhadap 1.300 petani.

Ditemukan 45 persen petani pernah mengalami depresi dan hampir 60 persen mengalami 'anxiety' atau kecemasan selama beberapa tahun terakhir.

Survei dilakukan bulan Februari 2023, setelah Australia mengalami serangkaian bencana alam, meningkatnya harga-harga, turunnya harga komoditi dan masa depan ekonomi yang tidak menentu.

David Jochinke, Wakil Presiden NFF, yang juga petani gandum dan pemilik peternakan hewan di kawasan Wimmera, negara bagian Victoria, mengatakan hasil survei ini "cukup mengejutkan".

"Kesehatan mental masih menjadi masalah besar di kalangan petani, dan juga kurangnya layanan [untuk kesehatan mental] dan dampaknya terhadap komunitas juga besar," katanya.

"Yang harus kita pastikan adalah ada layanan memadai bagi yang memerlukan, terus menghilangkan stigma soal kesehatan mental, dan bagaimana kita bersama-sama membantu agar masalah ini terus dibicarakan, juga ada intervensi saat diperlukan."

Laporan menyimpulkan jika bencana alam merupakan sebab utama menurunnya kesehatan mental.

Federasi Petani Australia menuntut pemerintah Australia agar segera mengambil tindakan, karena tiga puluh persen petani di Australia pernah terpikir untuk melukai diri sendiri, atau bahkan bunuh diri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News