Merasa Tak Dihargai, 30 Persen Petani Australia Pernah Mempertimbangkan Bunuh Diri

Merasa Tak Dihargai, 30 Persen Petani Australia Pernah Mempertimbangkan Bunuh Diri
Ross Blanch petani yang juga seorang konselor mengatakan terkejut dengan hasil survei kesehatan mental petani Australia. (Supplied: Norco)

Kemudian disusul dengan masalah keuangan, inflasi, dan pembiayaan.

Sebayak 88 persen petani mengatakan terdampak secara signifikan akibat bencana alam selama lima tahun terakhir.

"Apa yang ditunjukkan oleh data adalah adanya hubungan signifikan antara bencana alam dengan kesehatan mental, dan perlunya waktu bagi proses pemulihan," kata David.

"Yang paling utama memang dampak keuangan terhadap usaha mereka, rasa kesepian, dan juga perasan mereka tidak dihargai sebagai petani."

Hasil dari survei menunjukkan tiga perempat petani di Australia merasa apa yang mereka lakukan tidak dihargai oleh warga Australia.

David mengatakan baik pemerintah negara bagian dan pemerintah federal perlu memperhatikan masalah kesehatan mental petani dengan serius, serta melakukan koordinasi untuk memastikan mereka yang membutuhkan bisa mendapat bantuan memadai.

"Kami ingin memastikan kita bisa mengurangi jumlah orang yang mengalami masalah kesehatan mental dan satu-satunya cara adalah menyediakan jasa yang bisa membantu ketika bencana alam terjadi," katanya.

"Ini bisa dilakukan online atau juga tatap muka langsung, harus ada kombinasi keduanya untuk bisa dijalankan.

Federasi Petani Australia menuntut pemerintah Australia agar segera mengambil tindakan, karena tiga puluh persen petani di Australia pernah terpikir untuk melukai diri sendiri, atau bahkan bunuh diri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News