Merawat Generasi

Merawat Generasi
Adhyaksa Dault. FOTO: ist

Nilai ini yang menuntut kita untuk aktif dan mewaspadai dari hal-hal yang berpotensi merusaknya. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya pada surat Al-Furqan ayat 74: "Dan orang-orang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenangan hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."

Nilai keagamaan menjadi modal berharga untuk kita tetap kokoh melawan setiap godaan zaman. Modal ini adalah warisan dari para Rasul, Nabi, sahabat, tabi'in, dan orang-orang sholeh sebelum kita. 

Oleh karenanya kita akan selalu berusaha mempertahankannya walau dengan resiko apapun. Apalagi, sebagai sebuah bangsa yang memang dilahirkan dari nilai yang luhur hasil perpaduan agama dan budaya, kita akan terus merasa tertantang dalam membentengi generasi muda kita dari ancaman apapun. 

Bagi kita, menjaga jalannya proses regenerasi di keluarga dan lingkungan merupakan suatu keharusan. Dia adalah titah agama yang harus dijalankan. Sebab, jika itu gagal maka dampaknya tidak hanya di dunia karena generasi kita menjadi penyakit masyarakat dan lingkungan, tapi juga akan kita rasakan di akhirat kelak. 

Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6: "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras."

Ayat ini memberi peringatan bahwa kita sebagai orang tua punya tanggung jawab yang besar di hadapan Allah SWT. Kita dituntut untuk memastikan bahwa keluarga yang kita pimpin semuanya berada di jalan yang Allah SWT inginkan. 

Maka cara memastikannya adalah dengan membangun dan merefleksikan nilai-nilai itu di dalam kehidupan. Dia adalah sumber rujukan terbaik dan paling mulia dalam kehidupan ini. Tidak ada celah kekurangan padanya. 

Yakinlah sejauh apapun kita melangkah pada akhirnya kita akan kembali kepada nilai keagamaan sebagai jalan hidup. Kalau pun sekarang di antara kita masih ada yang mengabaikan nilai ini, itu karena masih diselumuti ego yang pada akhirnya akan berujung pada penyesalan. 

SETIAP zaman sudah pasti memiliknya ceritanya sendiri. Pengalaman dan rekam jejak kita di masa lalu sudah pasti berbeda dengan generasi muda hari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News