Merdeka dari Pandemi

Merdeka dari Pandemi
Ilustrasi: Ditjen IKP Kemenkominfo

jpnn.com - Saban kali Bangsa Indonesia akan merayakan hari ulang tahun kemerdekaannya, Putra Sang Fajar seakan-akan selalu hadir mengingatkan agar jangan sekali-kali meninggalkan sejarah: bagaimana kemerdekaan ini diproklamasikan, bagaimana negara ini didirikan, dan bagaimana bangsa ini dipersatukan.

Persatuan Indonesia sebagai negara-bangsa, apabila dilihat dari luar, sebenarnya tidak masuk akal. Rohaniwan Franz Magnis-Suseno pernah mengatakan hal itu lewat artikelnya di Majalah Basis (2015) ketika mengurai persoalan stabilitas dan nasionalisme Indonesia.

Faktanya, bangsa ini bersatu selama 76 tahun sejak naskah proklamasi kemerdekaan dibacakan pada Jumat, 17 Agustus 1945. Persatuan, jika digambarkan dalam angka, tampak seperti ini: 17.504 pulau besar-kecil, 633 suku dengan 718 bahasa daerah, 34 provinsi, 416 kabupaten, 98 kota, dengan 270,20 juta jiwa penduduk.

Dahulu
Romo Magnis menunjukkan imajinasi negara-bangsa sudah dinyatakan dengan meyakinkan bahkan sejak 17 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, saat para pemuda dari seluruh Nusantara bersumpah bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia.

Konsensusnya jelas dan nyata bahwa dengan Sumpah Pemuda 1928, orang tidak lagi dibedakan dan diperlakukan menurut suku, agama, ras, dan antargolongan. Hasrat itu secara cerdik diwujudkan Ir. Soekarno ke dalam Pancasila, dengan mengutip pandangan Ernest Renan (1823-1892) dan Otto Bauer (1881-1938).

Dikatakan bahwa syarat adanya bangsa adalah kehendak untuk bersatu, le desir d’être ensemble. Satu bangsa adalah satu jiwa, satu semangat, une nation est une âme, un principe spirituel. Oleh karena itu, sebuah bangsa adalah sebuah kesetiakawanan yang amat kuat, dibentuk oleh perasaan, pengorbanan, dan perjuangan.

Negara-bangsa adalah komunitas karakter yang tumbuh dari komunitas pengalaman. Perihal pengalaman kebangsaan ini mengasumsikan masa lalu yang disimpulkan di masa sekarang berdasarkan fakta konsensus nyata: persetujuan yang dinyatakan dengan jelas untuk terus hidup bersama dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sekarang
Bangsa Indonesia sedang menulis sejarah dalam bayang-bayang pandemi virus korona. Faktanya, 510 kabupaten kota terdampak. Statistik sebaran virus korona dari situs daring Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memperlihatkan data per 13 Agustus 2021 terdapat 400.129 kasus aktif.

Sisihkan ego, rapatkan barisan, disiplinkan protokol kesehatan demi Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh, Dirgahayu Indonesia. Selamat ulang tahun ke-76 Republik Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News