Merinding! Cerita Pembuat Batu Nisan saat di Kuburan Preman yang Mati Terbunuh

Merinding! Cerita Pembuat Batu Nisan saat di Kuburan Preman yang Mati Terbunuh
DEMI KELUARGA : Edi terlihat sedang menyelesaikan salah satu batu nisan yang telah dipesan pelanggannya. Foto: SYAMSUL/RADAR TARAKAN/JPNN.com

Batu nisan produksi Edi ini bukan termasuk batu ukiran dari batu gunung. Namun, proses pembuatannya hanya menggunakan cetakan. 

Sehingga untuk proses pengerjaan satu unit batu nisan tidak memerlukan waktu yang lama. Biasanya, dalam seharinya Edi mampu menghasilkan dua unit siap jual. Temasuk proses penghalusan dan pengecetan.

“Warnanya perak seperti asli batu gunung karena dicat. Kalau diukir menggunakan batu gunung, harganya bisa puluhan juta juga. Jadi, hanya orang tertentu saja yang bisa memilikinya,” ujarnya.

Dikatakan, selama menekuni pekerjaan tersebut, sering terlintas dipikirannya tentang dirinya ketika meninggal. Apakah menggunakan batu nisan buatannya atau seperti apa. Namun, menurutnya dirinya telah meminta ke keluarganya agar dibuatkan batu nisan yang sederhana. Tidak perlu terlalu besar. 

“Kasihan yang di samping kuburan saya kalau besar. Nanti tetangga saya tidak dapat bagian juga. Cukup yang kecil biar ada tempat juga bagi orang lain,” ujarnya. (***/eza/sam/jpnn)


EDI Ibrahim, pria kelahiran Makassar 5 Januari 1965 ini mengaku telah membuat batu nisan sejak 2008. Awalnya, hanya ukuran kecil yang diperuntukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News