Mesir Turun Tangan, Gaza Kembali Tenang

Mesir Turun Tangan, Gaza Kembali Tenang
Jurnalis tewas ditembak tentara saat liput unjuk rasa di Gaza. Foto: Daily Sun

Hamas maupun Islamic Jihad menyatakan menyerang sebagai bentuk pembalasan atas pembunuhan sekitar 116 warga Palestina sejak aksi The Great March of Return pada 30 Maret.

Bukan hanya itu, Minggu (27/5) tiga anggota Islamic Jihad tewas gara-gara bom yang dipasang di sepanjang perbatasan Gaza-Israel. Israel tidak banyak berkomentar.

Mereka menegaskan akan membalas lebih buruk jika sampai ada serangan lagi. ’’Semua bergantung kepada Hamas,’’ ujar Menteri Intelijen Israel Katz.

Kesabaran penduduk Gaza memang hampir habis. Lebih dari sebelas tahun mereka diblokade. Wilayah Palestina itu bahkan dilabeli sebagai penjara terbuka terbesar sedunia.

Ribuan pengungsi yang diambil tanahnya oleh Israel juga masih hidup tak menentu di Gaza. Merekalah yang menggelar aksi yang merenggut ratusan nyawa tersebut. Tujuannya satu, kembali pulang ke tanah yang dirampas Israel.

Pemerintah Israel kian membuat jengkel dengan membangun pagar pembatas laut yang dilengkapi dengan kawat berduri. Tujuannya, mencegah penduduk Gaza menyusup dari jalur laut. Pembangunan pagar tersebut bakal selesai akhir tahun nanti dan diklaim sebagai satu-satunya di dunia.

Sementara itu, pada hari yang sama dengan serangan Hamas, satu unit kapal yang membawa 17 orang berusaha menembus blokade Israel. Kapal yang di dalamnya berisi mahasiswa, pasien, dan orang-orang yang terluka dalam aksi The Great March of Return itu berencana ke Limassol, Siprus.

Mereka membawa paspor dan berencana berobat ke Turki. Sekitar 30 perahu nelayan mengiringi kapal utama tersebut untuk memberikan dukungan.

Mesir berhasil menjadi penengah. Saling serang antara Hamas dan militer Israel (IDF) akhirnya terhenti kemarin pagi, Rabu (30/5)

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News