Meski Inflasi Tinggi, Warga Australia Diprediksi Habiskan Rp 60 Triliun Selama Black Friday

Meski Inflasi Tinggi, Warga Australia Diprediksi Habiskan Rp 60 Triliun Selama Black Friday
Di tengah laju inflasi sekitar 7,3 persen, warga Australia diperkirakan akan menghabiskan sekitar Rp60 triliun berbelanja selama Black Friday 25-28 November 2022. ()

Ekonom Senior Bank ANZ, Adelaide Timbrell, mengatakan Black Friday dan acara berbelanja lainnya termasuk Cyber ??Monday mendapatkan pangsa yang meningkat dari perdagangan ritel liburan.

Menurut dia, pengeluaran rumah tangga telah meningkat meskipun kepercayaan konsumen sangat rendah dan ekspektasi inflasi tertinggi.

"Satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa pada tahun 2020 dan 2021, periode perdagangan liburan yang kritis terjadi tepat setelah lockdown yang lama. Jadi sejumlah pengeluaran pada akhir 2020 dan 2021 disebabkan oleh permintaan yang tertunda," katanya.

"Meskipun ada tanda-tanda menggembirakan untuk periode perdagangan liburan tahun ini, namun tidak terlihat pertumbuhan permintaan dari warga yang telah bebas lockdown," jelasnya.

Bank ANZ memperkirakan akan terjadi pelambatan dalam pengeluaran rumah tangga hingga tahun 2023, karena dampak penuh dari kenaikan suku bunga Bank Sentral Australia (RBA) terus berjalan.

"Kekuatan atau kelemahan pada Black Friday akan memberi kita petunjuk tentang seberapa cepat rumah tangga memperlambat pengeluaran mereka akibat kenaikan suku bunga," katanya.

Memanfaatkan diskon semaksimal mungkin

Dalam hal memaksimalkan diskon, rencanakan apa yang Anda butuhkan dan inginkan sebelumnya.

"Dengan potongan harga besar-besaran yang telah diluncurkan oleh peritel, inilah saat yang tepat untuk melakukan penawaran," kata Zahra.

Warga Australia mulai melakukan hitungan mundur menjelang event berbelanja Black Friday ada akhir November

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News