Mesra dengan Junta Myanmar, Thailand Pengkhianat ASEAN?

Mesra dengan Junta Myanmar, Thailand Pengkhianat ASEAN?
Arsip - Penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyidaw, Myanmar, 27 Maret 2021. Foto: ANTARA/REUTERS/Stringer/as

Kebanyakan rakyat Thailand justru memilih partai-partai oposisi, khususnya Partai Move Forward pimpinan Pita Limjaroenrat yang di antara janjinya membawa Thailand kembali bergerak dalam kendaraan besar ASEAN, bukan semata demi pertimbangan Thailand atau apalagi negara-negara tertentu yang memengaruhi orientasi sikap Thailand, termasuk China.

China sendiri berkepentingan dengan status quo di Myanmar karena memiliki kepentingan strategis dan ekonomis yang besar sekali, termasuk menjadikan Myanmar sebagai jalur singkat perdagangan ketimbang harus menggunakan Laut China Selatan dan Selat Malaka.

Bukan hanya China, karena India yang juga memiliki perbatasan panjang dengan Myanmar, pun berkepentingan dengan status quo di Myanmar.

India dan China memiliki kapabilitas untuk bergerak sendirian yang pada tingkat tertentu bisa menciptakan hubungan tidak setara dengan negara-negara lain ketika interdependensi berubah menjadi dependensi kepada negara berpostur raksasa seperti India dan China.

Sebaliknya, negara-negara yang tak bisa bergerak sendirian seperti Indonesia dan Thailand, memerlukan mekanisme bersama. Inilah yang harus disadari Thailand.

Untuk itu, penting bagi Thailand untuk kembali kepada mekanisme ASEAN yang selama diketuai Indonesia, sejauh ini lantang mendengungkan persatuan ASEAN. (ant/dil/jpnn)

Bagi Thailand, Myanmar adalah sumber perdagangan lintas batas, pekerja migran, dan gas alam


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News