Mewaspadai Cuaca Ekstrem, Kementan Siapkan Sejumlah Strategi

Sarwo Edhy mencontohkan sejumlah daerah yang pernah dilakukan pipanisasi, seperti di Indramayu, Cirebon, Brebes, dan Tegal saat musim kemarau lalu.
Intinya, daerah-daerah yang terancam kekeringan atau kebanjiran akan dibantu dengan pompa dan pipa.
"Ini bisa menyelamatkan lahan sawah yang terancam gagal panen. Bila ada daerah lain juga membutuhkan, silakan ajukan permintaannya," ungkap Sarwo Edhy.
Kedua, Kementan juga bisa menyediakan pembangunan embung atau long storage.
Program ini untuk kelompok tani guna menampung air di musim hujan (bank air), kemudian dialirkan ke sawah bila dibutuhkan.
Ketiga, membangun sumur dangkal (sumur bor) di lahan-lahan yang mengalami kekeringan.
"Sumur bor ini dalamnya bisa mencapai 60 meter. Ini juga cukup membantu dalam mengatasi kekeringan," katanya.
Keempat, Kementan mengimbau petani ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Berbagai strategi sudah disiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, agar produksi pertanian tetap terjaga. Inilah strategi yang telah dan akan dijalankan Kementan.
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia