Mewaspadai Cuaca Ekstrem, Kementan Siapkan Sejumlah Strategi

OPT itu seperti tikus dan penggerek batang yang identik dengan musim kemarau.
Namun, tiga OPT lainnya (WBC, BLAS, dan BLB) juga tetap harus diwaspadai.
"Peringatan FAO (Badan Pangan Dunia) terhadap potensi kelangkaan pangan bukanlah karena faktor kekeringan (iklim), tetapi lebih ke food supply chain yang terganggu. Ini tidak boleh terjadi di negeri ini," kata Mentan SYL.
Dia menjelaskan ketersediaan beras hingga pertengahan 2021 dalam posisi aman, dan stok akhir Juni tahun ini akan berada di level 9,50 juta ton-10,50 juta ton.
Stok sebanyak itu dari produksi Januari-Juni 2021 sebanyak 18,50 juta ton.
Kemudian, ditambah stok awal Januari 2021 6 juta ton-7 juta ton, sedangkan konsumsi Januari-Juni 2021 hanya 15 juta ton.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan kementerian siap membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi daerah-daerah terdampak kekeringan atau kebanjiran dengan menyediakan paket bantuan kepada petani.
"Pertama adalah pompanisasi dan pipanisasi. Bantuan tersebut digunakan untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, baik dari sungai maupun mata air. Pompa juga untuk menguras air yang menggenangi sawah akibat banjir," ujar Sarwo Edhy.
Berbagai strategi sudah disiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, agar produksi pertanian tetap terjaga. Inilah strategi yang telah dan akan dijalankan Kementan.
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia