Micropeel dan Mikrodermabrasi, Mana Lebih Baik untuk Wajah?

Micropeel dan Mikrodermabrasi, Mana Lebih Baik untuk Wajah?
Melembabkan wajah. Foto: cremitas

Abrasi kulit mati dengan pengelupasan mekanis menggunakan alat atau dengan enzim khusus. Penggunaan alpha hidroxy acid (AHA) sebagai pengelupas kulit kimiawi. Bahan ini akan dioleskan dan dibiarkan di wajah hingga beberapa saat di bawah pengawasan dokter yang kompeten.

Wajah dibersihkan dari AHA, lalu diakhiri dengan sejenis pembekuan kriogenik (cryogenic freezing atau cryotherapy), yang berfungsi sebagai antiradang dan antibakteri.

Menurut penjabaran dari dr. Astrid, manfaat yang bisa Anda dapat jika rutin melakukan micropeel antara lain:

Memudarkan noda gelap dan kesan garis-garis halus pada wajah dibandingkan dengan metode peeling lainnya.

Menghaluskan permukaan kulit dan memperbaiki teksturnya, sehingga kulit wajah menjadi lebih halus dan lembut. Wajah pun jadi lebih cerah karena hilangnya sel-sel kulit mati penyebab wajah tampak kusam.

Memicu proses pengelupasan normal kulit dan mendorong produksi kolagen alami kulit. Produksi kolagen ini penting untuk menjaga kulit tampak sehat, lembut, serta terasa kenyal dan elastis.

Pilih mana, micropeel atau mikrodermabrasi?

Mikrodermabrasi biasa digunakan untuk mengobati atau mengurangi komedo dan jerawat whitehead, garis halus dan keriput. Selain itu juga bisa dipakai untuk kulit yang rusak akibat paparan sinar matahari, kulit yang rentan berjerawat, bintik-bintik karena usia, hiperpigmentasi, serta kulit berminyak, kering, dan belang.

Prosedur ini cocok untuk Anda yang ingin memperbaiki warna kulit wajah yang tidak merata, menghilangkan sel kulit mati serta memperbaiki pigmentasi kulit. Anda yang memiliki masalah pori-pori tersumbat, mikrodermabrasi dapat membantu kulit untuk memproduksi kolagen, sehingga kulit jadi tampak lebih muda.

Pada dasarnya, micropeel adalah kombinasi dua perawatan wajah, yaitu mikrodermabrasi dan peeling.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News