Militer Amerika Bakal Kembali ke Filipina, China Tak Bisa Macam-Macam Lagi

Militer Amerika Bakal Kembali ke Filipina, China Tak Bisa Macam-Macam Lagi
Kapal perang Amerika Serikat USS Bonhomme Richard. Foto: US Navy

Paulino mengatakan ketegangan di Selat Taiwan dan meningkatnya permusuhan antara Amerika Serikat dan China menjadi perhatian. Paulino, yang adalah mantan walikota Olongapo yang berdekatan dengan Subic, dan lebih suka pemerintah Filipina mempertahankan aliansi pertahanan dengan Amerika Serikat.

Dia menambahkan bahwa sebagian besar penduduk Olongapo bersifat "pro-Amerika" mengingat mereka telah hidup berdampingan dengan tentara AS dalam waktu yang sangat lama.

Pada 9 November lalu, Duta Besar AS untuk Filipina Mary Kay Carlson mengunjungi Teluk Subic dan galangan kapal yang diakuisisi oleh perusahaan swasta AS Cerberus Capital Management LP pada tahun ini. Angkatan Laut Filipina juga mulai menduduki sebagian galangan kapal sebagai pangkalan angkatan laut barunya.

Paulino yakin kunjungan Carlson memperkuat pentingnya Teluk Subic bagi Amerika Serikat.

Seorang pejabat senior Filipina mengatakan dua perusahaan China ingin mengambil alih galangan kapal itu, tetapi Amerika Serikat telah turun tangan.

Filipina dan China memiliki klaim yang tumpang tindih di Laut China Selatan, yang merupakan jalur pelayaran yang vital dan kaya mineral yang dilalui perdagangan senilai 3 triliun dolar AS setiap tahunnya.

Seperti yang diperintahkan oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Manila pada Kamis menulis catatan verbal ke China untuk mencari "klarifikasi" tentang pertemuan 20 November antara Angkatan Laut Filipina dan Penjaga Pantai China di dekat pulau Thitu yang diduduki Filipina.

Thitu adalah sebuah wilayah perairan maritim yang diperebutkan.

Bekas Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Teluk Subic, yang menghadap Laut China Selatan, telah menjadi pelabuhan bebas yang ramai di Filipina

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News