Militer Tangkap Aung San Suu Kyi, Gedung Putih Keluarkan Ancaman, Australia Cuma Prihatin

jpnn.com, WASHINGTON DC - Militer Myanmar berupaya mengambil alih kekuasaan, melawan pemerintahan yang terpilih secara demokratis dengan menahan Aung San Suu Kyi bersama sejumlah pimpinan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam penyerbuan Senin (1/2) fajar.
Menurut pernyataan yang disampaikan melalui siaran televisi milik militer, penahanan itu dilakukan sebagai respons atas kecurangan pemilu.
Reuters pun mengutip sejumlah politisi dan pengamat, khususnya dari luar Myanmar, yang menyampaikan tanggapan mereka atas kejadian tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki
“Amerika Serikat menentang segala upaya mengganti hasil pemilu terakhir ataupun menghalangi transisi demokratis di Myanmar, serta akan mengambil langkah melawan pihak yang bertanggung jawab jika upaya-upaya tersebut tidak dihentikan.”
Menteri Luar Ngeri Australia Marise Payne
“Pemerintah Australia amat prihatin dengan laporan bahwa militer sekali lagi berupaya mengambil alih Myanmar dan telah menahan Kanselir Daw Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint.”
“Kami meminta pihak militer untuk menghormati aturan hukum, untuk menyelesaikan sengketa melalui mekanisme hukum, juga agar segera membebaskan semua pemimpin sipil dan pihak lainnya dan ditahan dengan melawan hukum.”
Aksi militer Myanmar yang mengangkangi demokrasi dengan menahan Aung San Suu Kyi menuai respons dari masyarakat internasional
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS