Minim, Produk Plastik Ramah Lingkungan
Selasa, 17 April 2012 – 01:27 WIB
Budi mengatakan, beberapa pengusaha ritel tidak seluruhnya dapat menggunakan kantong plastik degradasi, seperti mereka yang bergerak di sektor makan dan minuman tentunya membutuhkan plastik yang lebih kuat, bahkan berlapis sehingga problem plastik memang belum dapat dipecahkan. "Pengusaha di sektor makanan dan minuman ini termasuk yang merasa keberatan dengan peraturan pemerintah mengenai sampah yang akan segera digulirkan," papar Budi.
Baca Juga:
Bagi pengusaha ritel, katanya, yang menggunakan kantong plastik degradasi PP ini tidak memberatkan karena sampah yang tidak terjangkau tersebut dalam waktu kurang dari dua tahun sudah tidak terlihat lagi.
Sejumlah industri makanan dan minuman dengan merek tertentu telah menggunakan kemasan yang dapat terdegradasi berbahan baku pati singkong yang harganya jauh lebih mahal (20-30 persen) dari plastik yang berasal dari minyak bumi.
Budi meminta masyarakat untuk melihat label hijau di kantong plastik untuk memastikan mereka menggunakan bahan yang dapat terdegradasi, tetapi kondisi saat ini ternyata banyak juga label-label hijau yang dikeluarkan lembaga yang tidak bertanggungjawab. Saat ini banyak lembaga yang menerbitkan label hijau untuk menunjukkan sebagai plastik yang dapat terdegradasi.
JAKARTA - Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin & Plastik Indonesia (Inaplas), Budi Susanto Sadiman mengatakan, penyerapan kantong
BERITA TERKAIT
- Birkenstock Meluncurkan Sandal Terbaru, Desainnya Masa Kini, Cek Harganya
- Pertamina Berikan Kado untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia
- Berkat 'Kak Wulan' Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
- Kementan Tambah Alokasi Pupuk Bersubsidi untuk NTB, Petani Kini Bisa Tebus Pakai KTP
- AirAsia Tawarkan Tiket Murah Jakarta-Perth Hanya Rp 1 Jutaan
- Dukung Pembangunan Berkelanjutan Pendidikan Berkualitas, BCA Berbagi Ilmu di Unsri