Minyak DMO

Oleh: Dahlan Iskan

Minyak DMO
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Nama-nama yang jadi tersangka itu sebatas yang ada di manajemen pelaksana sehari-hari. Tidak sampai pada tingkat direktur. Apalagi pemilik –yang menurut UU memang tidak terkait, kecuali terbukti memerintahkan.

Yang menarik salah satu tersangka itu adalah Master Parulian Tumanggor. Jabatannya di Wilmar adalah komisaris utama. Jabatan itu biasanya diduduki pemilik.

Namun, komisaris utama di Wilmar ternyata bukan pemilik. Ia adalah mantan bupati Dairi, sebuah kabupaten di Sumut. Ia menjabat bupati selama 10 tahun dari 1999.

Sejak tidak jadi bupati, ia bekerja di Wilmar. Jadi kepercayaan pemiliknya –yang punya banyak kebun sawit di kabupaten itu. Tersangka selebihnya adalah tingkat manajer.

DMO dianggap jalan keluar yang ampuh untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng.

Tapi jalan keluar itu ternyata menemui jalan buntu.

Para eksporter protes keras. Protes ke pemerintah. Mereka tidak mau ada DMO. Terutama mereka yang tidak punya kebun sawit. Untuk memenuhi DMO mereka harus membeli sawit dari rakyat. Padahal harga di tingkat kebun juga sudah mahal.

Akhirnya DMO itu hanya berumur 45 hari.

Kelihatannya Presiden Jokowi marah sekali. Bukan pada penyanyinya (Iwan Fals, red), tetapi pada yang menyebabkan lagu itu diciptakan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News