Minyak Nyamplung untuk Energi Nabati

Dapat Order 20 Ribu Liter Per Bulan, Bisa Hidupi Tower Terpencil

Minyak Nyamplung untuk Energi Nabati
Minyak Nyamplung untuk Energi Nabati
Padahal, tanaman tersebut sangat mudah tumbuh, terutama di kawasan pesisir pantai Indonesia. Tanaman ini misalnya, banyak tumbuh di Alas Purwo, Kepulauan Seribu, Ujung Kulon, Cagar Alam Penanjung Pangandaran, Batu Karas, Pantai Carita Banten, Yapen (Jayapura), Biak, Nabire, Sorong, Fakfak, Halmahera, hingga Ternate.

"Tanamannya mudah hidup, dan sebarannya di seluruh provinsi juga ada. Pada masa penjajahan Belanda, tanaman itu dibudidayakan karena kayunya (digunakan) untuk bantalan kereta api," kata Wahyudi.

Dijelaskannya, biji nyamplung nyatanya juga berguna untuk bahan energi nabati. Saat ini saja katanya, ia tengah menggarap salah satu Base Transmitter Station (BTS) untuk memasok sedikitnya 20.000 liter per bulan. Sebab di Pulau Jawa, kebutuhan bahan baku nabati untuk operasional BTS tersebut masih sulit, karena bisa dipasok dari PLN. Namun untuk November 2011, minyak hasil temuannya itu sudah akan memasok 60 ribu liter kebutuhan itu untuk BTS.

Pohon nyamplung disebutkan rata-rata bisa tumbuh pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Hasil penafsiran tutupan lahan dari citra satelit Landsat 7 ETM+, didapati tanaman ini ada di wilayah pantai provinsi di seluruh Indonesia. Bahkan diperkirakan, luas areal pohon nyamplung mencapai 480.000 hektare. Jika dari luasan indikatif total hutan alam sebesar 10 persen saja, nyamplung bisa tumbuh produktif, maka itu dianggap bisa menguntungkan.

Kekayaan alam seperti biji nyamplung, ternyata banyak manfaatnya. Tidak hanya dapat diolah menjadi biodisel, nyamplung juga bisa digunakan untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News