Misteri Pesona Tersembunyi, Dijaga Buaya Kuning

Padahal, lokasi itu merupakan surga bagi pecinta wisata alami, karena hutannya yang masih terjaga.
Hal itu dirasakan sendiri para jurnalis, misalnya, sulitnya mendapatkan akses transportasi saat akan melihat dari dekat Pulau Mintin.
Transportasi yang tersedia hanya kapal feri besar yang dipatok seharga Rp 500 ribu sekali pakai.
Selain itu, pengunjung yang berniat masuk ke Pulau Mintin kembali kesulitan karena tidak ada jembatan atau dermaga untuk berlabuh.
Solusinya, mau tidak mau pengunjung memanfaatkan kayu bakau di pinggiran pulau untuk tepat bertambat.
Kepala Desa Mintin Rusmagau mengatakan, selain keterbatasan dana, rendahnya kerja sama masyarakat juga menjadi faktor pulau itu dibiarkan seadanya.
Selama ini, pengawasaan ketiga pulau tersebut masih tetap dilakukan, meski dengan kemampuan terbatas dan dana swadaya.
”Kami berharap peran pemerintah daerah atau pihak luar yang ingin mengelola Pulau Mintin sebagai lokasi wisata atau kawasan serupa, sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat. Jadi, tidak hanya membuat desa kami jadi terkenal, namun ada nilai ekonomi masyarakat yang kena imbasnya,” ujar Rusmagau.
KALIMANTAN Tengah masih menyimpan banyak pesona wisata tersembunyi. Pulau Mintin di Kabupaten Pulang Pisau salah satunya. Meski menyimpan sejarah
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu