Modernisasi Pertanian Jadi Andalan Hadapi Globalisasi

Modernisasi Pertanian Jadi Andalan Hadapi Globalisasi
Petani di sawah. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

Namun, pada 2015–2017, jumlah bantuan alsintan berbagai jenis yang dibagikan pemerintah kepada petani berjumlah lebih dari 321 ribu unit atau naik lebih dari 600 persen.

"Melalui modernisasi pertanian terbukti bisa meningkatkan produktivitas pangan sehingga proses produksi beras bisa lebih efisien. Modernisasi pertanian yang tepat guna dan efisien akan mampu menangkal dampak buruk globalisasi dan menjadi salah satu kunci sukses menghadapinya," jelas jelas Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Pending Dadih Permana.

Menurut data Kementan, produksi GKG pada 2015 mencapai 75,55 juta ton.

Setelah petani menggalakkan penggunaan alsintan, produksi meningkat 4,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 70,85 juta ton.

Pada 2016 lalu, produksi GKG mencapai 79 juta ton. Pada 2017 ini, produksi GKG sebesar 85,5 juta ton atau setara 55,5 juta ton beras.

Sementara itu, konsumsi sebesar 32,7 juta ton beras sehingga masih terdapat surplus konsumsi yang diharapkan bisa diekspor.

Adapun target produksi jagung adalah 30,5 juta ton serta kedelai target produksinya 1,2 juta ton.

Menurut hitungan sederhana, lanjutnya, penggunaan alsintan mulai olah sawah, penanaman, pembersihan gulma, pemupukan sampai pemanenan menggunakan combine harvester, dapat meningkatkan efisiensi biaya antara 30-40 persen.

Bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah Indonesia seiring berlakunya pasar bebas atau globalisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News