Modernisasi Pertanian Jadi Andalan Hadapi Globalisasi

"Apabila satu hektare biaya produksi padi secara manual adalah Rp 6,5 juta per musim maka dengan alsintan ini dapat menghemat sampai 40 persen, yaitu sekitar Rp 2,6 juta per hektare per musim sehingga biaya produksi hanya Rp 3,6 juta juta per hektare," paparnya.
Dari 2015 sampai 2017, Kementan telah membagikan lebih dari 321 ribu unit alsintan dari berbagai jenis.
Misalnya, traktor roda dua dan empat, transplanter, combine harvester, pompa air, dryer, power thresher, dan corn sheller.
"Diperlukan pendampingan dan pengawalan dalam pemanfaatannya agar bantuan alsintan tepat arah, sasaran dan tujuan. Jika pemanfaatan bantuan alsintan dapat optimal, diharapkan akan mampu mengungkit atau mengangkat produksi padi, jagung dan kedelai," jelas dia.
Pending menambahkan, untuk mendukung pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia diperlukan dukungan kebijakan lintas sektor, terutama dengan Kementerian Perindustrian.
Selain itu, dibutuhkan dukungan dalam pengembangan bengkel alsintan dan industri spare part oleh industri UKM.
"Selain itu juga diperlukan dukungan kemudahan untuk investasi di bidang industri alsintan, yaitu seluruh sektor terkait alsintan disinergikan menuju kemandirian Indonesia dalam memproduksi alsintan atau bahkan sebagai ekportir alsintan," tambahnya. (jpnn)
Bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah Indonesia seiring berlakunya pasar bebas atau globalisasi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia
- Prabowo Puji Keberhasilan Herman Deru Meningkatkan Produksi Pangan Sumsel
- Setiawan Ichlas Disambut Hangat saat Mudik ke Palembang, Lihat Ada Pak Gubernur
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan Amran Bangun Kerja Sama dengan Yordania, Ketua GAN Yakin Sektor Pertanian RI Bakal Maju