Moeldoko Gencar Rangkul Generasi Muda untuk Tingkatkan Pertanian

Moeldoko juga menyinggung tentang politik tanah dan air era Majapahit pada abad 14 dan 15 Masehi.
“Politik saat itu sanggup menarik kedatangan para pedagang dari berbagai wilayah. Di antaranya Kamboja, Tiongkok dan Siam,” kata Moeldoko.
Dia juga membeberkan tentang politik jaminan kebutuhan dasar. “Politik ini percaya bahwa tugas utama para pemimpin adalah memastikan sejumlah kebutuhan dasar untuk bertunas dan berkembang,” ujar Moeldoko.
Data Global Food Security Index 2016 menunjukkan, Indonesia berada di posisi 71 dari 113 negara. Impor bahan pangan Indonesia pada 2016 di antaranya adalah beras, jagung, gandum dan kedelai.
Karena itu, bagi Moeldoko, inovasi mutlak dilakukan. Pada 2015, Indonesia berada di urutan ke-97 GII dari 141 negara. Pada 2016, Indonesia di urutan ke-88 dan 128 negara.
Bukan tanpa alasan kuat Moeldoko sangat memerhatikan nasib petani di Indonesia. Meski pernah menyandang status Panglima TNI, Moeldoko memilih tak terjun menangani sektor lain seperti pertambangan.
"Saya lahir sebagai anak petani. Saya juga ingin memberikan kontribusi walaupun kecil, ingin mengubah sesuatu, karena pertanian yang saya jalankan dan saya yakini, yang pertama saya berusaha untuk memuliakan tanah. Tanah yang rusak menjadi baik," katanya. (jos/jpnn)
PURWOKERTO – Kondisi pertanian Indonesia yang semakin tidak menjanjikan menjadi salah satu perhatian serius mantan Panglima TNI Moeldoko. Menurutnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Perkuat Budaya Keselamatan Berkelanjutan, KAI Raih Penghargaan di WISCA 2025
- Ketum HIPPI Jaksel Apresiasi Langkah Berani BI Perluas Ekspansi QRIS Lintas Negara
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Bank Mandiri Catat Transaksi Digital Makin Meningkat
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Kembali Merosot Tajam
- Harga Emas Antam Hari Ini 3 Mei Turun, Jadi Sebegini Per Gram