Momok Market Domestik

Momok Market Domestik
Momok Market Domestik
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) gagal melanjutkan tradisi penguatan. Memburuknya bursa regional memaksa indeks menghentikan lajunya menuju level baru. Untungnya, koreksi yang melanda itu tidak sampai membuat indeks lengser dari angka 4000. Aksi profit taking melanda saham-saham unggulan. Itu terjadi setelah pelaku pasar melepas kepemilikan sahamnya menyusul sentimen negatif kondisi Tiongkok. "Tapi, yang lebih mengkhawatirkan tentu anjloknya rating utang Yunani serta perkembangan makro ekonomi Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS)," ungkap Purwoko Sartono, Research Analyst Panin Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (25/7).

Situasi global itu,  sebut Purwoko, kalau tidak ada perkembangan lanjutan akan tetap menjadi momok pada gerak market domestik. Dan, kemungkinan investor melakukan aksi jual tetap akan melanda market. Hal tersebut tentu menjadi berita negatif bagi pelaku pasar domestik yang belum sempat melepas portofolio sahamnya. "Saya rasa hari ini indeks belum bebas dari pengaruh negatif itu dan akan terkoreksi lagi," ulasnya.

Meski begitu kata Purwoko, tidak sepenuhnya tertutup peluang dari situasi yang terjadi. Asla jeli, pelaku pasar bisa mengambil untung dari fakta tersebut. Sebab, menjelang munculnya laporan keuangan semester pertama akan mendongkrak indeks. Saham-saham yang laik untuk dilirik antara TRST, AKRA, ASRI dan INTP. "Indeks akan bergerak dikisaran support 4059 dan resistence 4105," ramal Purwoko.

Sementara menyudahi perdagangan Senin (25/7), indeks terkoreksi 19,728 poin (0,49 persen) ke level 4.087,094. Sementara Indeks LQ45 melemah 4,852 poin (0,66 persen) ke level 721,087. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 136.682 kali pada volume 8,924 miliar lembar saham senilai Rp 5,164 triliun. Sebanyak 107 saham naik, 158 saham turun, dan 76 saham stagnan.

JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) gagal melanjutkan tradisi penguatan. Memburuknya bursa regional memaksa indeks menghentikan lajunya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News