Monokrom Lumpur Lapindo yang Memikat

Monokrom Lumpur Lapindo yang Memikat
Teddy Atom melukis dengan media lumpur Lapindo. Foto: Dimas Alif/Jawa Pos

Teddy bercerita, lukisan yang sedang dibikinnya kemarin (20/11) itu terinspirasi dari kebiasaan zaman sekarang yang berbeda dengan dulu. Kini, ketika semuanya berkumpul, masing-masing sibuk dengan ponsel.

"Dulu kalau lagi kumpul, ya main. Entah itu dakonan, petak umpet, atau patil lele," ujar Teddy ketika ditemui di galerinya di City of Tomorrow.

Lukisan tersebut dikerjakan selama dua minggu. Ditanya mengenai judulnya, Teddy menggeleng sambil tersenyum.

"Generasi masa depan," ungkapnya.

Karya belum berjudul itu didominasi warna cokelat. Teddy mengatakan, lumpur hanya bisa memberikan satu warna dan membuatnya terlihat monokrom. Karena itu, Teddy bermain pada timbul tenggelamnya bayangan.

"Saya fokusnya pada detail biar mempertegas tiap ekspresi yang ada," ungkap Teddy.

Untuk bisa bertahan, Teddy tidak hanya melirik lumpur. Tapi, juga abu vulkanis. Di Teddy Atom Gallery, terpampang lukisan gadis Bali yang ayu. (cik/c7/dos)


SURABAYA – Teddy Atom (43), asyik di depan kanvas. Jarinya lincah menari pada bidang lapang seluas 150 x 100 cm tersebut. Rupanya pria gondrong


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News