MPR Ajak Masyarakat Amalkan Pancasila Lewat Wayang Kulit

MPR Ajak Masyarakat Amalkan Pancasila Lewat Wayang Kulit
MPR RI menggelar pergelaran wayang kulit di depan kantor bupati Demak, Rabu (15/11) malam. Foto: MPR

Selama ini, Sunan Kalijaga dikenal pandai mendalang. Dulu, Sunan Kalijaga menetap di Kadilangu, Demak. Dia menggunakan wayang sebagai media dalam syiar Islam.

"Semoga menambah wawasan untuk mencintai Pancasila dan mempertahankan NKRI. Bangsa ini bisa jaya bila Pancasila diamalkan,” imbuh Bowo.

Sementara itu, Muhamad Jaya mengatakan, wayang kulit ini diselenggarakan oleh MPR sebagai bentuk kepedulian dan menjadi bagian dari Sosialisasi Empat Pilar yang mencerminkan kebersamaan, kekeluargaan, persatuan, dan gotong royong.

Menurut Jaya, selaras dengan sosialisasi empat pilar sebagai perekat bangsa, sosialisasi bisa terwujud dengan efektif.

Lakon yang ditampilkan tentang Pandhawa yang kehilangan pusaka Jamus Kalimasada sehingga mereka tidak mempunyai kekuatan karena ditinggal perisainya.

Akibatnya, Pandhawa Lima dan Raden Setyaki berusaha mengejar  Prabu Karna untuk mengambil kembali pusaka tersebut.

Karena kesaktian Jamus Kalimasada, siapa pun yang terkena pusaka akan berubah wujudnya.

Alhasil, Setyaki berubah menjadi rantai. Nakula dan Sadewa berubah menjadi padi dan kapas.

Bowo mengatakan, wayang kulit ini merupakan bagian dari sosialisasi Pancasila, UUD Negara RI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News