MPR: Semua Pihak Harus Menjaga dan Merawat Kebinnekaan

MPR: Semua Pihak Harus Menjaga dan Merawat Kebinnekaan
Diskusi Empat Pilar MPR bertema “Merawat Kebhinnekaan Indonesia” di Media Center Gedung Nusantara III. Foto: Humas MPR

Sementara itu juru bicara PBNU, Nabil Haroen juga mensinyalir akhir-akhir ini ada upaya yang dilakukan segelintir orang untuk membuat polarisasi di negeri ini.

“Tidak hanya saat Pemilu Presiden (Pilpres). Tapi sudah ada sebelumnya. Mereka ingin memecahbelah dan mengkotak-kotakan sehingga terjadi benturan-benturan di masyarakat,” ungkapnya.

Juru bicara NU itu menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) akan selalu dan terus berjuang dalam menjaga NKRI. Dari sejarah NU, mulai dari pra kemerdekaan sampai sekarang, terlihat komitmen terhadap Indonesia.

“Sampai kapan pun NU dan badan-badan di bawahnya akan selalu menjaga kebhinnekaan Indonesia,” tuturnya.

Dia juga menyinggung keputusan Munas NU di Banjar soal kafir. “Dalam berbangsa tidak dikenal kafir, tetapi sebagai sesama anak bangsa. Ini sesuai dengan ajaran NU, ukhuwah wathoniah, yaitu persaudaraan sesama anak bangsa. Keputusan ini adalah salah satu upaya dan komitmen NU terhadap kebangsaan. Urusan teologi ada di kamar masing-masing, tetapi sebagai anak bangsa kita menyebutnya sesama warga negara,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Pangi mengatakan kebhinnekaan itu adalah sebuah keniscayaan. “Kita memang bhinneka dan berbeda. Tapi dengan kebhinnekaan itu, Indonesia malah semakin kuat,” katanya.

Dalam hal kebhinnekaan, lanjut Pangi, kita tidak perlu mengajarkan orang Indonesia tentang toleransi.

“Bahkan NU dan Muhammadiyah tidak mau lagi diajarkan soal toleransi. Karena kedua organisasi besar itu sudah clear tentang pluarisme, kebhinnekaan, dan keIndonesiaan. Kalau kita ajarkan ormas itu tentang toleransi keberagamaan, kita jadi mundur lagi,” ujarnya.

Bhinneka Tunggal Ika membuat persatuan Indonesia semakin kuat dan toleransi terus berkembang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News