MRT Sudah 80 Persen, Pengamat: Masih Terlalu Lambat

MRT Sudah 80 Persen, Pengamat: Masih Terlalu Lambat
Pembangunan proyek MRT Jakarta. Foto; dokumen JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com - Pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dinilai masih terlalu lambat. Seharusnya angkutan massal berbasis rel tersebut bisa diselesaikan lebih cepat lagi.

"Jika mau serius seharusnya MRT sudah bisa selesai dan beroperasi sebelum 2018," ujar Direktur Eksekutif Jakarta Public Service (JPS) Saiful Jihad, Kamis (23/2).

Syaiful menyarankan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelesaikan sejumlah persoalan dalam pembangunan MRT. Mulai dari ganti rugi lahan milik warga yang tergusur karena proyek teraebut, serta membangun pengganti Stadion Lebak Bulus yang digusur karena dijadikam Depo MRT.

Selain itu juga menambah tenaga kerja lokal untuk ikut membantu aekaligus belajar membangun MRT. "Jika masalah ini tidak diselesaikan MRT bakal molor dan masyarakat akan kecewa," katanya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, fase kedua pembangunan MRT akan dimulai 2019 mendatang. Pada desain awal fase 2 jalur Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kampung Bandan, kemudian diperpanjang hingga Ancol Timur.

Dia meminta pembangunan MRT ini agar dipercepat. Hal tersebut juga sesuai dengan keinginan dari Presiden RI, Joko Widodo yang disampaikan usai melakukan peninjauan pembangunan MRT.

"Sekarang pekerjaan bawah tanah istilahnya bor sudah selesai. Kami dan Pak Jokowi inginnya di percepat, yang diteruskan dari Bunderan HI sampai dengan ke Ancol Timur," kata Ahok-sapaan akrabnya.

Pekerjaan fase 1, Lebak Bulus-Bundaran HI ditargetkan beroperasi pada Maret 2019 mendatang. Diharapkan pembangunan tidak berhenti dan langsung dilanjutkan untuk fase 2.

 Pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dinilai masih terlalu lambat. Seharusnya angkutan massal berbasis rel tersebut bisa

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News