MRT Tutup Sementara Tujuh Stasiun Imbas Demo Tolak RUU Cipta Kerja di Istana

MRT Tutup Sementara Tujuh Stasiun Imbas Demo Tolak RUU Cipta Kerja di Istana
Anggota TNI dan Petugas keamanan berjaga di pintu masuk Stasiun MRT Kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (27/5). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menutup sementara tujuh stasiun karena ada unjuk rasa di kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, tujuh stasiun itu terdiri dari enam stasiun bawah tanah dan satu stasiun layang.

"Dalam upaya memberikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan setiap masyarakat yang menggunakan layanan MRT Jakarta, PT MRT Jakarta melakukan penutupan enam Stasiun Bawah Tanah dan satu Stasiun Layang mulai pukul 13.00 WIB," kata Kamluddin dalam keterangannya, Selasa.

Adapun tujuh stasiun yang ditutup, yakni Stasiun ASEAN, Senayan, Istora Mandiri, Bendungan Hilir, Setiabudi Astra, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.

Kamaluddin menambahkan, pihaknya saat ini hanya melayani perjalanan enam stasiun layang, yakni dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Blok M BCA.

"Untuk jadwal keberangkatan dan waktu tunggu di stasiun yang masih beroperasi tetap sesuai jadwal normal di stasiun tersebut. Bagi Pengguna MRT Jakarta yang akan melakukan perjalanan dari Stasiun ASEAN ke arah Bundaran HI diimbau untuk menggunakan moda lainnya yang masih beroperasi," ujar Kamaluddin.

Diketahui, Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak) NKRI akan menggelar Aksi 1310 hari ini, 13 Oktober 2020.

Massa FPI, PA 212, dan GNPF Ulama, ikut bergabung dalam aksi yang akan dilakukan di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat. (mcr1/jpnn)

PT MRT Jakarta menutup sementata tujuh stasium imbas dari adanya demo tolak RUU Cipta Kerja di kawasan Istana Merdeka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News