MU di Antara Bayang-bayang Kutukan, Semoga Solskjaer Bisa Mengakhirinya

MU di Antara Bayang-bayang Kutukan, Semoga Solskjaer Bisa Mengakhirinya
Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer menyaksikan timnya berlaga dalam leg kedua perempat final Liga Europa melawan Granada di Old Trafford, Manchester, 15 April 2021. (AFP/OLI SCARFF)

Setelah kalah 1-2 pada leg pertama perempat final Liga Champions 2006-2007 di Roma, United balik mengalahkan 7-1 tim Italia itu pada leg kedua.

Ketika itu Solskjaer masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua.

"Saya menjadi starter pada leg pertama itu, tetapi tidak ingat apakah saya menuntaskannya karena kami bermain dengan 10 pemain dan memperoleh hasil bagus," kata Solskjaer dalam jumpa pers seperti dikutip Reuters.

"Dia (manajer Sir Alex Ferguson) yakin kami bisa lolos tetapi malam itu di Old Trafford ajaib. Kami bersemangat dan menunjukkan apa yang bisa dilakukan United."

Solskjaer gantung sepatu akhir musim itu dan memulai karir pelatih pada akademi United setahun kemudian.

Kini, ketika musim ketiganya sebagai pelatih United hampir berakhir, masa transisi telah berakhir dan paceklik trofi berkepanjangan tidak bisa lagi ditoleransi.

Roma sempat nyaman masuk empat besar Serie A pada pergantian tahun, tetapi hanya sekali menang dalam tujuh pertandingan liga terakhirnya membuat mereka melorot ke urutan ketujuh sehingga tekanan kepada pelatih Paulo Fonseca pun meningkat.

Tersingkir dari Liga Europa sudah pasti mempercepat kepergian Fonseca. Media massa Italia pun sudah menyebut mantan manajer Napoli, Chelsea dan Juventus, Maurizio Sarri, menjadi calon penggantinya.

Manchester United (MU) seperti di antara bayang-bayang kutukan belum pernah melewati empat besar dalam kompetisi piala mana pun sepanjang dilatih Ole Gunnar Solskjaer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News